Sabtu, 28 Desember 2013

Gadis Cantik berkerudung Biru

Gue Jerry Hendrawan, tapi gue biasa dipanggil Hendra. Gue kuliah di Universitas swasta di Jakarta. Gue juga memiliki saudara kembar, meskipun kami kembar, tapi gue dan saudara kembar gue sangat berbeda jauh, kata orang-orang adik gue itu lebih macho dr pada gue, tapi gue ngga peduli, karna gue punya kelebihan yang ngga adek gue punya, yaitu DANCE. Semua gerakan siwon, doghae,yesung,minho,sungmin gue bisa ikutin, tapi Cuma satu gerakan yang ngga bisa gue ikutin, yaitu goyang itiknya zaskia gotik -_- (susahhh brooo).
Gue tergabung dalam dance cover yang bernama ElevenMen. Dari SMA Gue memang suka dengan Boyband korea seperti Super Junior, 2PM, Shinee, dll. gue juga aktivis gereja, setiap minggu gue dan keluarga selalu beribadah ke gereja. Keluarga gue memang taat dan takut sekali pada Tuhan, jadi ngga heran kalau gue dan saudara kembar gue menjadi aktivis gereja.
Jadwal latihan dance kami hanya dua minggu sekali, yaitu hari sabtu dan minggu. Kami selalu mengikuti lomba-lomba dance cover, dan berharap meraih juara. Meskipun kami gagal kami yakin suatu saat nanti kami akan membawa pulang piala tersebut. Ada kalanya kami punya titik jenuh yang membuat kami down, tapi banyak yang mensuport kami dari belakang. Ternyata Tuhan memberikan hadiah dari kerja keras kami. Saat lomba dijakarta, kami meraih juara satu dan membawa pulang piala. Gue selalu mengucap syukur atas doa yang telah di kabulkan oleh Tuhan.
Sejak itu banyak tawaran dari beberapa event untuk mengundang kami untuk tampil diacara mereka. Entah kenapa saat kami sedang tampil banyak sekali peserta berteriak, menyebut nama kami. Antara senang dan takjub ternyata banyak yang menyukai penampilan kami.
Followers di twitter gue semakin hari semakin banyak, begitu pula dengan mention-mention yang menanyakan kabar, sapaan manis dan sebagainya. Uniknya mereka, mereka selalu mengapload foto-foto bersama kami ke masing-masing twitter kami. Hingga merasa tak sanggup membalas satu persatu mention dari mereka.
Kadang gue suka bertanya-tanya, banyak yang suka dengan boyband kami, bahkan banyak yang berlebihan kepada kami, tapi kami bukan artis yang memiliki ribuan fans dan harus menjaga sekali masalah pribadi. Harus menjaga citra, harus selalu baik biar ngga dibilang sok ngartis, dan harus bersedia foto dengan mereka tanpa mereka peduli kami lelah. Kadang harus menerima kalau ada yang foto dengan cara memeluk kami. Mungkin ini resiko yang memang gue harus terima, karna tanpa mereka gue ngga akan bisa jadi dencer yang terkenal sejabodetabek.
Dalam karir dan kuliah mungkin gue termasuk cowok yang beruntung, karena sama-sama berprestasi, tapi ngga dengan cinta. Meskipun banyak cewe bening dan cantik di sekeliling gue, hanya Cuma sekedar cuci mata saja. Ngga ada yang berbeda dari mereka, ngga ada yang bisa bikin hati gue berdegup kencang dan ngga ada yang bisa bikin gue jatuh cinta. Rasanya seperti mati hati ini.
Sampai suatu ketika aku bertemu dengan seorang wanita cantik berkerudung biru, dia tampak anggun. gue terpesona melihatnya, sorotan mata ini hanya tertuju pada wajahnya, hati terus berdegup kencang. Setelah kami tampil untuk sesi pertama, gue langsung mencarinya, mencari tahu siapa dia. Akhirnya gue menemukannya, gue melihatnya sedang shalat dengan khusyu di mushola dekat dengan ruang istirahat kami.
Entah kenapa rasanya hati ini tenang sekali, dia bagaikan bidadari berjilbab yang jatuh dari langit. Gue seperti orang bodoh yang duduk di luar Cuma untuk menunggu dia keluar dari mushola. Saat dia keluar dari mushola itu, mata ini ngga bisa kedip melihatnya. Dia terus berjalan dan hanya memberi senyuman.
Gue pura-pura sok dekat dengan panitia even itu, hanya untuk mendapatkan informasi tentang wanita berkerudung itu. Pada akhirnya gue mendapatkan informasinya. Wanita itu bernama safira, kuliah di universitas terkemuka di jakarta dan sangat taat beribadah. Dia tidak terlalu menyukai kpop, tapi dia sangat gemar membuat sebuah event.
Rasa takut mulai menggeluti hati gue, gue takut mengenalnya lebih dalam dan lupa akan perbedaan keyakinan yang kami anut. Sebelumnya gue belum pernah berpacaran dengan wanita yang berbeda agama, namun semakin gue memikirkan hal itu, dia selalu hadir di mimpi gue.
Beberapa minggu kemudian gue pergi nonton bareng dengan Andi, Cahya, dan setya. Kami adalah jomblo-jomblo yang kurang bahagia, dan masih membutuhkan perhatian dari para wanita. setya adalah lelaki polos dan lugu, jadi selalu dia yang mengantri dan membeli tiket utntuk kami. Gue adalah orang yang paling baik, gue selalu yang membeli popcron dan minuman untuk didalam teater nanti. Sedangkan Andi dan Cahya adalah dua Cowo yang kerjaannya Cuma duduk manis, dan saling curhat tentang cewe.
Tak sengaja gue menumpahkan minuman ke baju seorang wanita. Dengan komat kamit gue berusaha minta maaf sambil melihat wanita itu. Ternyata wanita itu adalah bidadari berkerudung biru yang gue temui waktu itu. Dia Cuma tersenyum dan bilang “ngga apa-apa kok, ngga terlalu basah, lain kali jangan bawa makanan sebanyak itu sendirian ya”. kemudian tanpa sadar tangan ini memegang tangannya dan bertanya siapa namanya. Dengan lembut dia menyebutkan namanya, dan dia pun langsung pergi menghampiri teman-temannya.
Gue pun kembali menghampiri Andi, cahya, dan Setya dengan wajah yang berseri-seri. Mereka bingung dan bertanya, andi “lu kenapa ndra?kok senyum-senyum sendiri gitu”, Cahya “atau ngga, lu kesambet setan bioskop ya?”, Setya “atau jangan-jangan si penjual popcron’a lagi bahagia dan semua makanan yg lu beli gratis ya?”. ketika gue mau menjelaskan ternyata pintu teaternya telah dibuka. Belum sempat cerita, mereka sudah antusias untuk segera masuk ke dalam teater itu. Sampai akhir cerita film, gue belum sama sekali cerita. Kami pun pulang ke rumah masing-masing, namun selama di perjalanan aku terus memikirkannya, dan wajahnya selalu ada di pikiran gue. Hingga dia datang ke dalam mimpi gue lagi.
Beberapa bulan kemudian gue bertemu dengannya lagi di sebuah event yang berbeda. Dia tampak cantik mengenakan kerudung Pink soft, dan dress dengan warna yang sama. akhirnya kesempatan untuk ngobrol dengannya tercapai, tapi hanya sebentar karna dia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Meskipun hanya sebentar, aku mendapatkan id linenya. Dengan begitu, aku bisa dekat dengannya.
gue menyapanya terlebih dahulu, dia pun membalas meskipun agak terlalu lama hingga gue tertidur karna menunggu balasan line darinya. begitu banyak obrolan kami, hingga Safira ketiduran, dan berakhirlah obrolan kami. Media sosial memang alat interaksi jarak jauh yang bisa membuat orang dekat dengan yang lain. Seperti saat ini, gue dan Safira menjadi dekat. Banyak obrolan kami tentang agama masing-masing. Dari Safira gue tau tentang Islam, dia selalu bilang “islam itu cinta damai, islam bukanlah teroris” “Islam tidak pernah mengajarkan menjadi teroris, tapi Islam mengajarkan untuk menghargai dan menghormati agama lain”.
Gue mulai penasaran, dan mencari tau tentang Islam. Diam-diam gue membaca buku-buku tentang islam, dan semua perkataan Safira memang benar. Kekaguman gue terhadap Safira semakin dalam, dia begitu mencintai Tuhannya. Dia berbeda dengan wanita yang sering aku temui, yang bilang kalau dirinya beraga islam, namun mereka ngga pernah menjalankan ibadahnya.
Gue merasakan cinta, cinta kepada wanita muslim yang berbeda keyakinan dengan gue. Gue mencoba menjauhi rasa itu, tapi cinta itu semakin kuat. Hingga hati kecil gue berkata untuk mengutarakannya kepada safira. Kata hati ini semakin kuat untuk mengutarakannya, meskipun gue tau jawabannya.
Dua hari kemudian gue bertemu dengan Safira, kami sengaja bertemu di sebuah kafe, karena gue rasa sekaranglah saatnya gue mengutarakan perasaan itu. Safira “ ada apa ndra?, kata kamu ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan kepada ku?”, Gue “iya fir, tapi gue bingung mau mulai dari mana ya (exsp: gugup,keluar keringet dingin)”, Safira “ya uda ngomong aja, aku siap kok untuk dengerinnya (sambil tersenyum)”, Gue “sebenernya....aku tuh,,mmm mmm...(terbata-bata)”, Safira “sebenernya kamu kenapa ndra?, jujur deh sama aku (dengan nada lembut)”, Gue “ sebenernya aku sayang sama kamu fir (dengan tempo cepat)”. Safira terdiam, dia menunduk sambil memegang erat kedua tangannya. Mungkin gue salah berbicara, tapi memang ini yang harus gue lakukan, karna jika gue nggamengutarakannya, mungkin gue akan menyesal seumur hidup.
Safira menatap mata gue, gue gugup dan jantung pun berdegup kencang saat Safira ingin mengucapkan sesuatu. Safira “ndra...aku hargai keberanian mu untuk mengutarakan perasaan mu, tapi keyakinan kita berbeda, aku ngga mau mendustai agama kita, aku Cuma ingin lelaki yang mencintai ku karna Allah”, Gue “tapi fir banyak orang lain berpacaran bahkan menikan dengan beda agama!”, Safira “agama ku melarang untuk menikah dengan orang yang berbeda agama dengan ku,dosa bagi ku menikahi laki-laki yang berbeda agama dengan ku (tegas,lembut)”, Gue “kita kan mau pacaran bukan nikah (menyangkal)”, Safira “tetap saja ngga bisa nda, aku takut kalau kita menjalaninya kita akan membuat banyak orang tersakiti, dan kita pun akan sakit nantinya, lebih baik kita berteman saja ya ndra (berlinangan air mata sambil tersenyum)”.
Safira bergegas pergi meninggal gue sendiri di kafe, gue merenungi semua perkataan safira. Safira benar, gue akan lebih sakit kalau menjalani cinta lebih dalam bersamanya. Gue juga ngga mau menyakiti kedua orang tua gue demi mempertahankan cinta yang terlarang.
Berminggu-minggu hilang nafsu makan gue, selalu terbayang di pikiran gue tentang perkataannya, exspresi wajahnya dan kelembutan nada bicaranya safira. Semakin pucat wajah gue, semakin kurus badan gue, dan semakin ngga kuat gue berjalan. Hingga infusan melekat pada tangan ini, baru pertama kali gue merasakan begitu downnya gue saat safira menjauh dari hidup gue.
Semua crew elevenmen datang menjenguk gue. Mereka bingung kenapa gue bisa seperti ini, dan hanya ada tiga orang yang tau kenapa gue bisa kaya gini. Andi, Cahya, dan Setya berusaha menghibur gue. Mereka memang sohib gue paling baik yang bersedia meluangkan waktunya untuk menghibur gue. Mereka berusaha menguatkan gue dengan candaan dan banyolan mereka. Andi “udahlah ndra jangan lama-lama sakitnya, kita ngedance lagi, uda lama nih gue ngga ngeliat cewe cantik-cantik”, Cahya “iya ndra, gue kan mau hunting cewe-cewe bening lagi, sapa tau ada yang nyangkut satu (sambil tertawa)”, Setya “iya ndran, kan capek di rumah sakit, tiduran mulu, minum obat, teruskan biayanya juga makin mahal (wajah polos).
Karena semangat mereka, gue jadi cepet sembuh. Safira ngeline gue, dan menanyakan kabar. Safira ternyata tau kalau gue dirawat di rumah sakit, tapi dia enggan kerumah sakit karena takut membuat gue ngedrop kembali. Akhirnya dia hanya bisa menitipkan buah-buahan kepada cahya dan setya. Safira juga bilang jangan memberitahukan buah itu dari siapa.
Safira senang karena gue sudah kembali beraktivitas, dia mengingatkan gue untuk fokus pada karir dan kuliah. Safira sesekali datang untuk melihatku tampil di depan panggung. Meskipun dia bukan milik ku, tapi gue tetap mengaguminya. Mungkin memang suratan takdir Tuhan seperti ini yang harus gue jalani, namun jika gue boleh meminta kepada Tuhan, gue ingin memiliki jodoh seperti safira. Dengan satu keyakinan dan satu cinta.
Di pagi hari yang cerah Safira ngechat gue untuk minta ketemuan. Dia bilang ingin membicarakan sesuatu hal yang penting. Maka gue segera bersiapa-siap dan bergegas pergi menemui safira. safira duduk di taman kecil dengan mengenakan kerudung abu-abu, kaos panjang dan celana olahraga. gue memandanginya dari kejauhan sambil berkata “ meskipun penampilannya sederhana dia tetap cantik bagi ku, andai dia wanita cantik yang dikirim Tuhan untuk ku”. Gue berjalan menghampiri safira. tangan bergerak merapihkan rambut dan kerah baju, Memaksimalkan penampilan didepan safira.
Gue duduk didekat safira dan menanyakan apa yang ingin dia katakan. Lagi-lagi safira tersenyum dan membuat hati gue meleleh seperti batu es yang mencair. Safira “psti kamu capek ya kamu minum dulu aja, nih aku bawain minuman buat kamu (samnil menjulurkan minuman)”, gue mengambil air itu, dan meminumnya. Gue “apa yang kamu ingin bicarakan fir?(kepo)”. Safira “gimana boyband kamu? Pasti makin exsis ya?(nada lembutn sambil tertawa kecil)”. Gue “elevenmen baik fira, lalu apa yang ingin kamu katakan?aku ngga mau kamu mengalihkan pembiaraan lagi”(agak gondok). Safira “okk..selesai diwisuda nanti aku langsung pergi ke kairo untuk melanjutkan study S2 ku di sana, papa ku yang memintanya”. Gue “ohh..jaga diri kamu ya disana (dalam hati merintih)”. Safira “makasih ya ndra, kamu laki-laki yang sangat baik yang pernah aku temui (sambil menjulurkan sebuah kotak kado)”, “bukanya nanti ya saat kita berpisah dari taman ini”.
Setelah ngobrol panjang, kami pun pulang dan berpisah di taman itu. Gue ngga sabar ingin cepat-cepat membuka kotak yang telah di berikan safira. sesampainya di rumah gue langsung membuka kotak itu, dan ternyata isinya adalah...................sebuah kalung kunci beserta sepucuk surat.
Isi surat
Dear Hendra,
Aku sengaja memberikan kalung kunci itu kepada mu ndra, agar suatu saat nanti kamu bisa membukakan pintu hati wanita lain yang menjadi jodoh mu, dan aku menggenakan kalung gembok, agar hati ku terus terkunci dan akan terbuka bila jodoh ku itu datang. Sebenarnya aku berharap jodohku adalah kamu, tapi kita berbeda agama. Namun aku sudah berdoa pada Allah agar aku bisa mendapatkan jodoh seperti mu, jika kita memang berjodoh, maka gembok ini akan di buka oleh kunci mu, see you  semaaanggaatttt HENDRA ^^9.
Ohhh Tuhan... kenapa aku harus jatuh cinta pada wanita ini, kenapa engau membiarkan aku terperangkap dalam permainan cinta. aku ingin berada di sisinya, tapi aku ngga mau meninggalkan mu Tuhan. Aku tidak meragukan mu Tuhan, tapi aku meragukan diri ku sendiri.
Gue menceritakan semuanya kepada Andi, Cahya, Dan setya. Mereka memberikan masukan yang membuat gue tenang dan bersikap dewasa. Mungkin ini memang takdirnya, jika memang safira jodoh gue, pasti akan ada jalan untuk kami bersatu. Setya “jalani aja takdir lu ndra, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik buat lu”. Andi “iya ndra, kesuksesan dan kebahagiaan orang tua ada di tangan lu, fokus aja dlu sm karir”. Cahya “iya bro...masih banyak lagi cewe-cewe cantik di luar sana yang suka sm lu”. Gue “ccaaaaaahhhhyaaaaaaa......di otak lu Cuma cewe aja haadeeuuuhhh”. Andi “udaa ahh seriusnya, sekarang saatnya kita hunting cewe, ya ngga chay(sambil tertawa)”. Pusing deh denger dua anak ini soal HUNTING -_-“.

____Sekian____

Tidak ada komentar:

Posting Komentar