Saat aku beranjak dewasa, aku menikmati masa-masa kuliah
ku, di saat aku mulai pertama kali menjejakkan kaki ku di kampus tercinta.senang
sekali masuk ke kelas baru memiliki teman-teman baru dan beradaptasi lagi
meskipun agak susah juga mendapatkan teman.
Hari-hari telah ku lewati, aku mendapatkan banyak sekali
teman yang sayang pada ku. belum lagi aku sedang mengikuti sebuah organisasi
kampus, organisasinya sih masih seputar jurusan yang aku ambil. Aku mulai aktif
di organisasi itu bersama dengan sahabatku, dari seminar, kegiatan-kegiatan yang
dibuatnya, semua aku ikuti demi bisa ke terima di organisasi itu.
Namun tiba-tiba aku jatuh hati pada seorang laki-laki yang
aktif juga di organisasi tersebut. Sebenarnya sih aku mulai jatuh cinta pada
saat pertama kali kita bertemu, tapi aku
sempat pesimis karena aku tak yakin dia
memiliki perasaan yang sama dengan ku. Awalnya aku mulai terbiasa dan
berusaha untuk jadi teman dekatnya. Dia sering bercerita tentang pacarnya
kepada ku, sebenarnya aku sedih mendengarkan ceita dia, tapi aku berpura-pura
bersikap sebagai teman yang selalu ada buat dia.
Hari pergantian tahun telah tiba, aku diajak pergi oleh
kedua teman ku dan yang pasti dengannya juga. Untuk yang pertama kalinya aku
pergi merayakan tahun baru bersama
teman-teman. Kami pergi ke ancol untuk merayakan pergantian tahun.namun apesnya
kami, kami tidak mendapatkan parkiran disana,dan sangat padat sekali. Sangat
terpaksa kami duduk di trotoar dekat
parkiran motor.
Kakinya terluka setelah tertimpa helm karena sebelumnya saat dia bermain futsal.
Darahnya terus bercucuran, aku mau membantu membersihkan lukanya tapi dia
menolaknya. Dia menahan perih kesakitan, aku terus melihat lukanya yang terus
mengeluarkan darah. Dia mencoba menutupi lukanya “ udah dong jangan diliatin
lukanya,lanjutin aja ngobrolnya” ucapnya. “aku tidak tega melihatmu,kamu
merintih kesakitan karena luka mu,cepat kau sembuhin luka mu agar tak infeksi”
ucapku dengan panik.
Tak terasa malam itu malam yang indah untuk ku,pergantian
tahun yang menyenangkan buat aku, aku teringat kata-kata dia yang bilang “aku
selalu ada bila kamu membutuhkan” , entah kenapa kata-kata itu selalu teringat
di pikiranku. Segera aku membuyarkan semua kata-kata itu dari pikiran ku. Menghilangkan
semua perasaannya terhadapnya agar rasa sakit tak bisa datang menerpa ku.
Dia berulang tahun pada bulan january saat mengawali tahun
baru. Aku buru-buru membelikan kado yang paling berharga untuknya. Saat aku menghitung
semua uangku ternyata tak cukup uang untuk membelikan kado yang istimewa
untuknya. Segera aku ajak mama ku untuk
membelikan dia kado, mama ku bilang “kenapa ngga jaket aja rin? Kan lebih bagus
dan bermanfaat”. Tanpa pikir panjang aku dan mama ku membeli jaket untuknya.
Hari nya tiba, genap sudah dia berulang tahun yang ke 20. Aku
mengucapkan selamat kepadanya melalui
pesan singkat. Dia pun membalas ucapan terima kasih kepada ku, dengan cepat aku
berangkat ke kampus dengan membawa kado itu, Tapi sayang dia tidak masuk hari
itu, aku sedih seharusnya aku menyerahkan kado itu agare dia membukanya dengan
hati yang senang.
Aku mencoba menghubunginya, dia meminta maaf karena tidak
bisa datang, namun dia berjanji besok
akan datang khusus untuk menemui aku. Aku sangat senang mendengarnya, tak sabar
aku menginginkan hari esok cepat datang.
ke esokan harinya aku bertemu dengan dioa, ternyata dia
benar dia menepati janjinya. Dia datang khusus untuk aku. Aku diajak ke bioskop
untuk menonton, namun sebelum itu aku memberikan kado itu untuknya,dia sangat
senang menerima kado itu. Kami pun masuk ke theater , menomton sebuah film
indah yang menceritakan sebuah anak yang kehilangan keluarganya pasca
terjadinya bencana alam. Di pertengahan film itu wajahnya menghadap kesisi ku,
dia memanggilku dia bilang kalau dia sayang dan cinta pada ku. Tanpa pikir
panjang aku menerimanya menjadi kekasih ku.
Aku sangat sayang padanya, dan aku berharap dia memiliki
persaan yang sama dengan ku. Kami jalani hari-hari dengan kebahagiaan, dia
selalu membuat aku tersenyum hingga aku berucap bahwa aku sangat bersyukur
memiliki hatinya.
Tak terasa 4 bulan aku menjalani hubungan cinta ku
bersamanya, namun dia berubah dari biasanya. Dia menjauh dari hidupku, selalu
membuat aku jengkel bahkan dia seperti tak mau melihat wajah ku. Hati ku mengatakan
dia sudah bosan pada ku. Berulang kali aku meyakinkannya, aku selalu bertanya “apa
kamu bosan pada ku?” dia tak pernah menjawabnya, dia hanya bilang “apa-apaan
sih kamu, kok bicaranya seperti itu”.
Banyak cerita tentang dia, namu satu cerita yang paling aku
sedih, dia pergi menemui seorang wanita sendirian pada saat hujan deras, namun
saat aku bertanya dia mengelakak dan marah-marah kepadaku. Dia pun sering lebih
perhatian dengan wanita lain dari pada aku. Aku merasa tersingkirklan, aku
merasa seperti bukan kekasihnya, dia lebih asik dengan wanita- wanita lain yang
mungkin bisa membuat dia tertawa lepas dibandingkan aku.
Sampai suatu ketika
kami bertengkar, aku kehilangan kontek dengannya. Aku sengaja menghilangkan
diri dainya, berharap dia bertanya dan mencari aku. Namun dia sama sekali tak
pernah menanggap ku,aku seperti sampah yang di diamkan yang entah harus mau
diapakan. Semenjak itu aku benci sekali dengannya, aku meminta kepastian
darinya. Namun tak ada kepastian darinya, banyak sekali alasan yang dia
utarakan kepada ku hingg aku sangat lelah mendengarkan semua alasannya.
Hingga suatu malam aku menelponnya untuk memperjelas
hubungan ku dengannya. Tanpa pikir panjang dia hanya bilang “ kita temanan saja
ya”. Sakit hati ku mendengarnya, tapi aku tetap tegar menerimanya. hingga saat
ini aku berusaha untuk biasa padanya tapi dia selalu menghindar dari ku. Mungkin
memang takdirku menemukan cinta pertama yang harus di sakiti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar