Rabu, 04 Januari 2012

resensi novel karya NH.Dini


resensi novel angkatan ' 66
IDENTITAS NOVEL
Judul : Pada sebuah Kapal
Karangan : NH. Dini
Cetakan : Kedua, Tahun 1988
Tebal : 350 halaman


A. Sinopsis novel “Pada Sebuah Kapal”

Sri dilahirkan dari keluarga sederhana yang sangat menyenangi seni. Ayahnya adalah seorang pelukis. Sejak kecil, dia dimasukkan ke sekolah tari. Sri adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Mereka hidup dengan rukun di sebuah desa kecil yang terdapat di Semarang.
Saat umurnya tiga belas tahun, ayahnya meninggal dan setelah selesai sekolah menengah atas, Sri bekerja sebagai penyiar radio yang terdapat di kotanya.selama tiga tahun menjadi penyiar radio, ia mulai merasa jenuh dengan pekerjaannya. Sri mencoba mengikuti pendidikan pramugari yang ada di kota tersebut dan akhirnya mendapat kesempatan untuk diuji di Jakarta. Tapi sayang, ia tidak lulus menjadi pramugari disebabkan adanya penyakit yang terdapat di dalam paru – parunya. Setelah berobat, Sri harus istirahat selama tiga bulan dan ia memilih sebuah desa di Salatiga untuk menyembuhkan penyakitnya.
Setelah sembuh, Sri mencoba untuk hidup di Jakarta walaupun tidak menjadi pramugari. Ia yakin dengan bakat yang dimilikinya ia dapat hidup di Jakarta. Ia tinggal di rumah pamannya yang sebelumnya ditempati oleh kakaknya, Sutopo yang telah lebih dulu ke Jakarta. Kini Sutopo telah mempunyai rumah di Jakarta.
Di Jakarta ia bekerja sebagai penyiar radio dan penari untuk acara – acara istana. Di gedung latihan itu, Sri menyukai seorang laki – laki. Namanya Basir. Tapi perasaannya bertepuk sebelah tangan. Di sisi lain, Yus sangat mencintainya dan ingin menikah dengannya. Tapi Sri tidak begitu menyukai Yus, karena komunis. Selain itu ada Narti, teman kecil Sri waktu sekolah dasar yang sekarang menjadi pramugari. Narti sering main ke rumah paman Sri untuk mengunjunginya. Narti memperkenalkan kedua teman yang bekerja di angkatan udara kepada Sri, mereka bernama Saputro dan Mokar.
Pertemanan Sri dan Suparto awalnya biasa – biasa saja. Seperti biasanya, sikap Saputro sangat lembut dan perhatian. Dari sikapnya itu, Sri mulai jatuh hati dengan sosok Saputro. Kedekatan antara Sri dengan Saputro semakin dekat setelah mereka bertemu di acara Malam Kesenian Kongres Pemuda se-Asia. Dari pertemuan itulah, keduanya yakin kalau mereka saling mencintai. Saputro memiliki jadwal penerbangan yang tidak menentu sehingga kedatangannya tidak dapat diperkirakan oleh Sri. Setelah Saputro selesai mengikuti pendidikan di Cekoslovakia, mereka memutuskan untuk tunangan dan segera menikah. Setelah kembali dari Cekoslovakia, Saputro menemui Sri dan memberikan sebuah cincin sebagai tanda pengikat diantara mereka. Malam itu pun mereka habiskan bersama.
Seperti biasanya Saputro harus melakukan penerbangan dengan jadwal yang tidak dapat dipastikan. Walaupun jarak yang jauh, mereka telah menyiapkan segala sesuatu untuk pernikahan. Tapi kebahagiaan yang sebentar lagi akan diraih oleh Sri harus bergantikan air mata, karena Saputro tewas saat penerbangan dari Bandung menuju Jakarta karena cuaca yang buruk.
Kabar ini sangat melukai hati Sri. Dia seperti tidak memiliki semangat hidup, dan dia memutuskan untuk menenangkan diri. Dalam kesedihannya, Carl selalu menghibur Sri. Carl adalah teman Sutopo yang sebenarnya dia juga mencintai Sri. Namun ada satu hal yang tidak disukai Sri dari Carl, dia terlalu sombong dengan kekayaan yang dimiliki olehnya walaupun sikapnya baik terhadap Sri.
Sepuluh bulan setelah wafatnya Sutopo, Sri memutuskan akan menikah dengan Charles yang berkebangsaan Perancis. Charles adalah seorang diplomat yang sangat tertarik dengan kebudayaan. Keputusannya untuk menikah dengan Charles ditentang oleh keluarga, terutama Sutopo. Kakaknya itu tidak setuju kalau Sri menikah dengan Charles. Sutopo yakin Sri tidak akan bahagia menikah dengan Charles karena Sri belum begitu mengenal Charles. Namun Sri tidak peduli dengan nasehat keluarga. Ia tetap menikah dengan Charles dan kewarganegaraannya menjadi Perancis. Setelah menikah, mereka bermukim di Kobe, Jepang. Kehidupan rumah tangga Sri tidak bahagia, Charles yang pada awalnya baik, perhatian sebelum menikah, kini berubah menjadi seorang yang pemarah, pelit, dan suka membentak – bentak. Sri yang sejak awal tidak mencintai Charles, menjadi semakin benci karena sikap yang ditunjukan Charles. Dari Charles, Sri melahirkan seorang anak perempuan.
Pada kesempatan liburan, Charles mengajak anak dan istrinya untuk melakukan perjalanan ke beberapa Negara. Setelah dari Indonesia, mereka berangkat ke Saigon. Di sana Charles Menyuruh kepada istrinya untuk melakukan perjalanan dengan kapal. Sementara dirinya akan mengunjungi beberapa Negara yang akan dikunjunginya. Sri tidak keberatan melakukan perjalanan dengan kapal berdua dengan anaknya yang masih berumur dua tahun. Karena dia tidak pernah mengharapkan suaminya yang pemarah itu. Hanya kewajibanlah yang mengikat Sri untuk setia terhadap suaminya.
Perjalanan dari Saigon menuju Marseille membutuhkan waktu yang lumayan lama, sekitar tiga bulan. Di kapal itulah Sri bertemu dengan Michel, seorang komandan kapal yang juga kecewa dengan istrinya. Sejak pertama melihatnya, Sri sudah tertarik karena sikapnya dan pada beberapa kesempatan, mereka bertemu. hubungan antara Sri dengan Michel semakin dekat setelah acara pesta dansa. Sejak itu mereka sering bertemu dan cinta pun tumbuh diantara mereka berdua. Awalnya Sri berpikir untuk selalu setia terhadap suaminya yang tidak pernah dicintainya, tapi Sri juga berhak untuk mendapatkan kebahagiaan. Dia sangat mencintai Michel, dan Michel pun demikian. Sosok Michel mengingatkan Sri pada cintanya yang telah hilang. Selama perjalanan itulah dia menemukan kebahagiaan yang selama ini tidak pernah dirasakan olehnya.
Setelah sampai di Marseille, Charles sudah menunggunya dan Sri pun harus berpisah dengan kekasihnya Michel. Setelah pekerjaan suaminya selesai, mereka kembali ke Kobe. Kehidupan Sri berjalan seperti biasanya. Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya Michel mengabarkanakan lewat telegram bahwa dia akan ke Yokohama. Sri sangat gembira mendengar kabar ini. Akhirnya Michel dan Sri bertemu, mereka saling mencintai dan pada kesempatan – kesempatan yang jarang itu mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Sri dan Michel menyadari akan keterikatan mereka terhadap pernikahan yang mereka jalani dengan pasangan masing – masing. Namun keadaan itu tidak menghalangi cinta keduanya. Sri sadar akan kehidupan Michel, dan dia akan selalu mencintai Michel.




B. Unsur Intrinsik novel “Pada Sebuah Kapal”

1. Tema
Perselingkuhan yang disebabkan oleh ketidakharmonisan dalam rumah tangga dan ketegaran dalam menghadapi semua masalah yang dihadapi dalam hidup.
2. Latar atau Setting
a. Semarang
b. Jakarta
c. Kobe, Jepang
d. Kapal
e. Perancis
f. Yokohama
3. Alur atau Plot
a. Tahapan Permulaan
Sri dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan darah seniman. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Seperti kakak – kakaknya, dia dimasukkan ke sekolah tari oleh ayahnya. Saat umurnya tiga belas tahun, ayahnya meninggal. Setelah selesai dari sekolah menengah atas, Sri bekerja sebagai penyiar radio yang ada di kotanya, Semarang. Tiga tahun menjadi penyiar radio, Sri mulai merasa jenuh. Dia mencoba mengikuti pendidikan pramugari dan akhirnya mendapat kesempatan untuk diuji di Jakarta. Sri mengikuti berbagai macam tes. Hasil tes dapat diketahui beberapa bulan kemudian. Berdasarkan hasil tes yang diterima, Sri mengidap penyakit paru – paru, sehingga dia tidak diterima menjadi pramugari. Sri melakukan pengobatan dan istirahat total dari pekerjaannya selama dua bulan. Dia memilih tinggal di Salatiga untuk menyembuhkan lubang yang terdapat di paru – parunya. Setelah sembuh, Sri memutuskan pergi ke Jakarta. Dia tinggal di rumah pamannya yang dulu ditempati Sutopo, kakaknya yang telah lebih dulu ke Jakarta. Sekarang Sutopo memiliki rumah sendiri di Jakarta.
b. Tahapan Pertikaian
Selain bekerja sebagai penyiar radio, Sri menjadi penari untuk menari di istana pada perayaan – perayaan tertentu. Rekan – rekan kerjanya, sebagian tidak menyukai Sri, namun Sri tetap sopan terhadap mereka dan bersabar menghadapi semuanya. Di Jakarta, Sri bertemu dengan teman kecilnya waktu sekolah dasar, namanya Narti. Sekarang Narti bekerja sebagai pramugari. Dia sering menemui Sri untuk sekedar makan atau nonton film. Dari Narti, Sri mengenal Mokar dan Saputro yang merupakan pilot angkatan udara. Selain itu, Carl seorang warga negara asing, kawan Sutopo, dan Charles yang berkebangsaan Perancis yang sangat tertarik dengan kebudayaan. Setelah beberapa lama tinggal di Jakarta, Ibu Sri meninggal.
c. Tahapan Perumitan
Sri bertemu lagi dengan Saputro pada Malam Kesenian Pemuda se- Asia. Pada saat itu Sri merasakan ada yang berbeda dalam dirinya, begitu melihat sikap Saputro yang seperti mencintanya. Padahal sebelum – sebelumnya mereka sering pergi bersama tapi bersama Narti dan Mokar. Sejak malam itu, keduanya semakin dekat dan menjalin kasih. Setelah merasa cukup, mereka memutuskan akan tunangan dan segera menikah setelah Saputro selesai mengikuti pendidikan di Cekoslovakia. Namun impian yang telah dirancang itu harus terkubur dalam – dalam, karena Saputro tewas saat penerbangan Bandung – Jakarta. Hati Sri hancur mendengar kabar buruk itu, Sri tenggelam dalam kesedihan. Di saat yang sulit – sulit itu, Carl selalu menghibur Sri, karena dari awal dia juga sudah menyukai Sri. Namun Sri menolak cinta Carl. Setelah sepuluh bulan kematian tunangannya, Sri memutuskan untuk menikah dengan Charles. Walaupun sebenarnya, dia idak mencintai Charles. Keputusan Sri untuk menikah dengan Charles tidak disetujui oleh keluarga, terutama kakaknya. Sutopo yakin kalau adiknya tidak akan bahagia jika menikah dengan Charles, karena Sri belum terlalu mengenal Charles dengan baik. Namun Sri keras kepala, Dia tetap menikah dengan Charles
d. Tahapan Puncak ( klimaks)
Setelah menikah dengan Charles, kewarganegaraan Sri berubah menjadi Perancis mengikuti suaminya. Mereka menetap di Kobe-Japang. Pernikahan Sri dengan Charles tidak bahagia, walaupun Charles selalu bilang mencintainya. Setelah menikah, sikap Charles berubah. Charles tidak lagi seperti yang dikenal Sri sebelum menikah. Sekarang Charles suka marah – marah dan membentak Sri. Sikap ini membuat Sri semakin membenci Charles. Dari Charles, Sri melahirkan anak perempuan. Saat umur anaknya dua tahun, Charles mengajak istrinya berkunjung ke beberapa Negara. Setelah satu bulan berada di Indonesia, mereka terbang ke Saigon. Disana Charles meminta istri dan anaknya untuk melakukan perjalanan dengan kapal, sedangkan dirinya akan mengunjungi Negara – Negara yang ingin dikunjunginya.di kapal itulah Sri menemukan kebahagiaan yang selama ini telah hilang.
Dalam perjalanan dari Saigon menuju Marseille, Sri bertemu dengan seorang komandan kapal bernama Michel Dubanton. Sikap yang ditunjukkannya membuat Sri jatuh hati pada komandan tersebut. Dalam beberapa kesempatan, mereka bertemu dan mulai mengenal satu sama lain. Sri yang tidak bahagia dengan pernikahannya dengan Charles, dan Michel yang kecewa dengan istrinya Nicole, mencoba mencari kebahagiaan di luar pernikahannya. Perjalanan dari Saigon menuju Marseille merupakan hal ang sangat membahagiakan bagi Sri, walaupun dia tahu menghianati suaminya merupakan suatu kesalahan, tapi dia tidak menyesalinya.
e. Tahapan Peleraian
Setelah perjalanan berakhir, Sri dan Michel harus berpisah. Sri sangat sedih, dia menangis karena perpisahan mengingatkan dirinya akan seseorang yang telah meninggalkannya. Setelah urusan suaminya selesai, mereka kembali ke Kobe. Kehidupan Sri kembali seperti semula rumah tangganya dilalui dengan pertengkaran – pertengkaran. Sampai – sampai Sri memutuskan meminta cerai kepada suaminya dengan alasan sudah tidak mencintainya lagi. Tapi Charles menolak dengan alasan anak. Setelah beberapa lama tidak bertemu, Michel mengabarkan akan ke Yokohama dan kesempatan itu tidak disia – siakan oleh mereka.
f. Tahapan Akhir
Sri menyadari bahwa dia dan Michel terikat oleh pasangan masing – masing. Apalagi Michel adalah seorang pelaut ang sering jauh darikeluarga, di pasti sering bertemu dengan perempuan – perempuan dari berbagai negara yang mungkin saja menarik hatinya. Walaupun Michel harus mengkhianati cintanya, tapi Sri akan selalu mencintai Michel.
4. Sudut Pandang
Orang pertama. Karena dalam cerita, pengarang bertindak sebagai tokoh utama.
5. Penokohan
a. Sri : penuh semangat, tegar, keras kepala, sabar.
b. Michel : sabar, penyayang.
c. Saputro : sabar, penyayang.
d. Charles : pemarah, pelit, egois.
e. Sutopo : perhatian, suka menasehati.
f. Carl : baik hati, sedikit sombong.
6. Gaya Penulisan
Novel “Pada Sebuah Kapal” tidak jauh berbeda dengan novel – novel karya NH. Dini yang lainnya. Namun novel ini bukan merupakan kisah nyata yang dialami NH. Dini, walaupun menggunakan sudut pandang orang pertama dan seting tempat serta tokoh – tokoh yang diceritakan di dalam novel ini berkaitan dengan kehidupan NH. Dini. Dalam penulisannya, banyak terdapat gaya bahasa seperti personifikasi, hiperbola, dan simile.
7. Amanat
Manusia harus selalu sabar dalam menghdapi semua masalah kehidupan, harus mau menerima nasihat dari orang – orang terdekat, dan harus bertanggung jawab dengan langkah yang telah diambil.





Kutipan novel “Pada Sebuah Kapal”

*****
Malam itu aku seperti menandatangani suatu perjanjian. Waktu aku mengawininya, aku tahu bahwa aku tidak mencintainya. Tetapi aku berkata kepada diriku sendiri untuk mencintainya, aku kawin dengan dia karena aku suka padanya, dan karena aku takut. Aku sadar akan kehilanganku. Pemuda – pemuda di negeriku menganggap seorang wanita yang telah kehilngan kesuciannya sebagai sesuatu yang rendah. Aku tahu bahwa kawan – kawan Saputro mengetahui hubungan kami. Sebentar Nyoman nampak semakin mendekatiku. Beberapa kali dia membayangkan perhatiannya terhadapku. Tetapi aku tidak mau merubah rencana hidupnya. Apalagi karena aku tahu bahwa dia merasa tersiksa oleh kematian kawannya itu. Seolah tanggungjawabnyalah untuk memberiku kehidupan yang telah ku idamkan bersama Saputro. Mungkin Nyoman benar – benar mencintaiku. Tapi apakah arti perkataan “mungkin” bagiku sedangkan di lain pihak aku tahu benar bahwa Charles tidak dapat menunggu keputusanku untuk berangkat ke Jepang. Dan itulah sebabnya aku kawin dengan dia. Dia tidak kaya seperti Carl. Tapi darinya aku lebih berani mengharapkan kesetiaan daripada Carl. ( halaman 123)

Kadang – kadang aku berpikir apakah yang ku dapat dari perkawinan? Ataukah itu disebabkan oleh perkawinan campuran? Ataukah itu disebabkan oleh nasibku? Benarkah seperti kata Sutopo bahwa aku tidak cukup mengenal orang yang ku kawin? Tapi aku telah membacai surat – suratnya. Kini aku mengerti bahwa pikiran orang di surat sama sekali tidak bisa ditandai sebagai cerminan watak. Dan apakah sebenarnya yang ku ketahui dari Charles sebelum perkawinan? Pikiranku terlalu kalut ketika aku sadar bahwa Saputro meninggal dan tetap meninggal untuk tidak akan muncul kembali. ( halaman 124)
Anakku hampir berumur dua tahun. Dinas suamiku di negeri ini belum selesai. Tetapi dia diperbolehkan mengambil libur panjang, karena dia akan tinggal di tempat yang sama selama dua tahun lagi yang berarti setahun lebih lama daripada waktu dinas yang biasa. Rencananya amat berliku – liku. Kami akan bersama – sama menuju Indonesia dan tinggal di sana selama satu bulan. Dari sana kami ke Saigon, di mana Charles akan melepaskan kami, anakku dan aku, dengan sebuah kapal. Dia akan meneruskan perjalanan dengan pesawat terbang, melalui kota – kota di India yang telah lama ingin dikunjunginya. ( halaman 147)

Aku tidak berkeberatan mengadakan perjalanan seorang diri. Tetapi cara suamiku melepaskan kami hanya untuk bersenang – senang, ini tidak ku setujui. Beberapa kawan orang Perancis berkata bahwa tidak seharusnya membiarkan suamiku leluasa seorang diri. Aku dengan tenang menjawab bahwa aku mempercayai Charles. Yang mengkhawatirkanku hanyalah kemungkinan ada kecelakaan, akan garis nasib yang tidak bias kita ketahui. Tiba – tiba aku menjadi cemas akan hal ini. Dengan ragu – ragu aku mengatakannya kepada Charles.
“ Kau terpengaruh oleh omongan orang – orang Perancis itu.”
Tidak, tentu saja ini tidak benar. Tetapi aku berpikir seketika bahwa Charles akan tersinggung kalau mengetahui bahwa orang – orang itu bias mempengaruhiku, lebih daripada dia sendiri bisa menyuapkan pendapatnya kepdaku.
“Mereka memberiku pikiran untuk ku pertimbangkan. Aku memutuskan bahwa kau lebih baik tidak mengadakan perjalanan ke India kali ini. Kita akan ke sana bersama – sama.”
“Bersama – sama? Dengan anak kita? Kau akan membawanya di bawah panas terik matahari ke tempat – tempat yang liar semacam itu? Tidak!” katanya dengan tegas. “Aku akan berangkat sendiri.”
“Dia akan berumur tiga bulan lebih tua kalau kita kembali dari Eropa. Kita akan lebih leluasa mengajaknya kemana – mana.”
“Aku akan lebih leluasa bepergian sendiri,” katanya memutuskan bicaraku. ( halaman 147)
Dengan sedih aku memandang ke luar. Aku tidak pernah lagi memandangi wajahnya . bagiku segala yang membikinku sakit terkumpul di sana.
“Aku sudah memutuskan untuk pergi seorang diri, dan akan tetap terjadi demikian,” katanya lagi.
“Aku juga mempunyai keputusan,” kataku perlahan. “Kalau terjadi apa – apa dengan dirimu aku tidak akan menangisimu. Aku juga tidak akan mau bersusah payah langkahku terhambat oleh seorang anak kecil yang lahir dari kau. Dia akan ku berikan pada sebuah rumah penitipan anak – anak. Aku tidak mau membawanya bersamaku.”
Sebentar dia tidak bersuara seolah tidak mengerti apa maksudku.
“Bagaimana?” akhirnya dia bertanya.
“Kalau kau mati dalam perjalanan itu, anak kita akan ku masukkan ke rumah sosial.”
“Kau tidak bersungguh – sungguh. Kau gila!” serunya. Matanya melotot menatapku.
“Aku mengatakan apa yang ku pikir.”
“Aku tidak percaya!” dan dia memaksa merendahkan suaranya.
“Kau seorang ibu, hanya dari kaulah anakmu akan mendapatkan cinta yang sebenarnya. Aku tidak percaya.”
“Aku tidak peduli kau percaya atau tidak. Bagiku anakku merupakan penghambat yang besar kalau aku harus bekrja mencari nafkah di Eropa. Aku bukan lagi warga negara Indonesia dan aku tidak mau kembali ke negeriku untuk bekerja. Aku akan memilih negeriku yang kedua. Kau selalu berkata bahwa aku tidak akan bisa mengerjakan sesuatu pun di negerimu. Tetapi aku akan mencoba dan aku akan membuktikan bahwa aku juga sanggup mencari kehidupan di negeri itu sebagaimana orang – orang di sana.”
Dengan keheranan dia memandang kepadaku. Seolah mengukur tubuhku, melihat seekor binatang mengerikan yang baru kali itu dilihatnya. Tiba – tiba dia terduduk, menutup mukanya dengan kedua tangan.
“Tidak, aku tidak percaya. Perempuan apakah yang telah ku kawini ini?” setengah berbisik aku mendengar kata – katanya. ( halaman 148)

Sikapnya yang cengeng itu menggelikanku.
“Aku juga berpikir laki – laki apakah yang telah ku kawini ini? Dia terlalu lama bersendiri, terlalu mau memerintah, dan selalu mau menang sendiri!” kataku dengan suara ejekan yang tidak bias ku tahan lagi. “Aku mau supaya kita benar – benar memikirkan perceraian kali ini. Sesampai di Eropa aku akan tinggal sendiri. Kau bawa anakmu kalau kau mau, aku tidak membutuhkannya.”
Dan ku tinggalkan dia dengan segala pemikirannya kalau memang dia mau memikirkan sedikit mengenai hal kami berdu. Aku sudah terlalu kenyang akan sikapnya yang serba mau senang sendiri. Laki – laki itu bagiku tidak lain hanyalah sebuah onggokan daging yang sama sekali tidak menarik mataku. ( halaman 149)

Rencananya tetap. Aku amat jarang berbicara dengan dia. Setelah tinggal satu bulan di negeriku, kami terbang ke Saigon. Anakku dan aku mengambil kapal yang menuju ke Perancis. Dan Charles mencium keningku untuk perpisahan.
“Aku akan berusaha sampai di Marseille untuk menjemputmu,” katanya.
Sebetulnya aku tidak perlu menjawab . tetapi kebutuhan untuk menyakiti hatinya mendorongku untuk mengatakan sesuatu.
“Seperti kau mau. Tanpa kau kami juga bias turun dari kapal dan sampai di tempat yang kami tuju.”
“Mengapa kau menjadi sejahat ini?” tanyanya.
Aku mencibirkan bibir dengan tiada sadar
“Ka tau benar aku tidak akan bepergian dengan perempuan lain, tidak akan menemui perempuan lain di India.”
Oh, jadi dia mengiraku cemburu!
“Aku tidak peduli apa yang kau kerjakan. Kau mau tidur dengan siapa pun, itu bukan lagi urusanku.”
Dia tertegun seperti hendak mengatakan sesuatu. Tapi aku menghindarinya. ( halaman 149)

Runtutan waktu – waktuku ku atur sebaik – baiknya. Pagi – pagi ku bawa anakku ke mamar bermain. Kemudian aku kembali ke kabin untuk mengerjakan cucian atau menggosok pakaian di ruang seterikaan yang ada di bagian belakang kapal. Sesudah itu aku biasanya duduk – duduk di geladak membaca buku, bercakap – cakap dengan penumpang lain, dengan Marianne, Tuan Haller yang semakin hari menjadi semakin perhatian, bermain kartu dengan Nyonya Bucler atau menulis surat. ( halaman 156)

Aku mendapat beberapa orang kawan yang baik pada hari ketiga di kapal. Penumpang – penumpang kulit putih kebanyakan berjemur di bawah panas matahari untuk mendapatkan warna kecoklatan seperti kulitku. Ini menjadi tontonan yang paling ku senangi. Tidak hentinya mereka mengejekku karena aku takut akan menjadi hitam. Kalau berjalan di ata geladak, aku mencari tempat – tempat yang lindung. Dengan serta merta mereka tertawa dan menarik – narikku ke bagian yang kena panas. ( halaman 156)

Keesokan harinya kapal sampai di Kolombo. Marianne dan keluarganya turun. Sebagian besar penumpang mencatatkan diri untuk menyertai tamasya yang diadakan oleh perusahaan kapal. Mereka mengunjungi pulau Sri Lanka, dan akan kembali ke pelabuhan keesokan harinya. Aku tidak turut dengan mereka, karena tidak ada yang menjaga anakku. ( halaman 163)

Pada malam hari ku lihat ruang makan lengang. Di sudut sebelah kiri hanya ada dua orang. Sedangkan di sebelah kana nada seorang wanita tua bangsa Swedia, dan aku seorang diri di mejaku. Nyonya Bucler juga telah turun untuk kemudia menemui anaknya di Kalkuta. Tuan Haller mengikuti rombongan tamasya. Di tengah ruang ku lihat keempat perwira lengkap. Komandan Muret tidak kelihatan. Aku biasa makan sendirian. Tetapi di kapal, itu adalah kali yang pertama. ( halaman 164)

Sesudah makan, aku menerima ajakan Nyonya bangsa Swedia untuk minum kopi bersama – sama. Percakapan dengan dia tidak mudah karena dia hanya mengerti bahasa inggris dan perancis sedikit – sedikit. Aku mengambil air sereh karena malam hari aku tidak suka minum kopi. Sebentar – sebentar mataku tidak dapat tertahan melayang ke meja panjang dimana di dekatnya terletak bar kapal. Dia bersama perwira – perwira lain minum kopi di sana. Setelah cangkirku kosong, aku mengucapkan selamat malam kepada kawan semejaku, lalu menuju ke salon untuk membaca buku sambil mendengarkan musik. Ku pilih tempat dudukku yang biasa, di sudut dari mana aku bisa melihat ke luar, jauh dari pintu masuk. Selintas – selintas ku lirik bayangan celana dan sepatu putih yang hilir mudik dari sebelah kaca. Perwira – perwira kapal sedang melakukan olah raga gerak jalan sesudah makan malam. ( halaman 164 )
Sementara aku tenggelam ke dalam cerita bukuku, ku dengar pintu terbuka suara:
“Seluruh kapal ini milik Anda, Nyonya.”
Aku menegakkan kepala. Ku lihat dia berjalan ke arahku sambil tersenyum.
“Mengapa?” hanya itulah yang dapat ku ucapkan.
“Karena Nyonya adalah satu – satunya penumpang sekarang.”
“Tadi ada lain – lainnya di kamar makan.”
“Mereka baru turun ke kota.”
Kami berpandangan seperti dua orang yang saling mengenal sejak berpuluh tahun; tanpa kekenesan, tanpa rabaan, baru kali itulah aku melihatnya baik – baik dari dekat. Dadaku tiba – tiba memanas.
“Apa yang anda baca?” katanya, dan diambilnya buku dari pangkuanku, lalu duduk di sampingku.
“Anda gemar sekali membaca,” nada suaranya tidak bertanya.
“Gemar sekali,” jawabku.
“Saya lihat Anda selalu menyendiri di pojok dengan sebuah buku.”
Aku menegakkan kepala untuk benar – benar menatapnya.
“Anda mengetahui benar kebiasaan saya.”
“Semuanya,” katanya, pada mukanya terbayang kegembiraannya karena dapat mengejutkanku. “Anda sering bersama – sama dengan seorang Nyonya yang berkulit cokelat. Dia turun di sini saya kira.”
“Ya, tadi pagi dia sudah turun.”
Sekali lagi ku perhatikan kepuasan perasaannya.
“Satu hal lagi. Anda adalah satu – satunya penumpang yang pernah menari dengan baik di kapal ini.”
Aku tersenyum. Kami bersama – sama tersenyum sambil berpandangan; wajahnya, matanya. Rambutnya kelam seperti malam, tersembunyi di bawah topi kerjanya. Kami kemudian berbicara mengenai buku – buku, musik, dan apa saja yabg singgah di pikiran pada waktu itu. Dia mengajakku naik ke kamarnya untuk mengambil buku yang telah dibacanya, yang dikiranya aku akan menyukainya. Kamarnya seperti kamar perwira – perwira lainnya terbagi dua bagian: kamar kerja dan kamar tidur. Aku duduk di kursi kamar kerjanya sebentar, lalu kami kembali turun ke salon.
“Anda juga mengikuti siaran – siaran musik klasik pada sore hari?” dia bertanya.
“Selalu.”
“Kalau anda mau melihat – lihat bagian bawah, besok pagi sesudah jam sepuluh saya antar.”
Aku berterima kasih atas janjinya. Lalu kami berpisah. Aku kembali ke kamarku. Hatiku dipenuhi rasa bahagia dan kerinduan yang berkecamuk tidak menentu. Aku mencintainya, bisikku seorang diri. Setiap ku tatap matanya, ku lihat ada sinar yang menyala dan menghanguskan seluruh kesadaranku. ( halaman 165)

Sehabis makan malam aku ke salon. Aku tahu dia akan datang, dan pengetahuan ini membikinku semakin tak sabar menantikannya. Dan sewaktu dia mengajakku naik ke tempatnya untuk mengambil buku lain, aku tahu bahwa aku seharusnya tidak menyetujuinya. Tetapi aku naik ke kamarnya. Ku lihat dia mengunci pintu dengan ketenangan yang kekal. Dia meletakkan kunci tersebut di depanku dan menatap wajahku. Untuk kesekian kalinya kami berpandangan. Dan begitulah. ( halaman 173)
“Aku telah mengkhianati suamiku,” seperti membutuhkan pengakuan, aku berkata perlahan.
“Ini yang pertama kalinya?”
Aku mengangguk.
“Kau menyesal?”
Benarkah aku menyesal? Aku tidak menyesalinya. Kebahagiaan yang baru ku kecap bersamanya belum pernah ku rasakan. Seolah baru sekali itulah aku benar – benar mengenal kedalaman arti hidup antara laki – laki dan perempuan.
“Aku tidak mengetahui namamu?” kataku kemudian. ( halaman 174)

Kami berpandangan, seolah hendak menerobos isi hati masing – masing.
“Kau lihat namaku di daftar penumpang. Panggillah aku Michel.
“Michel,” ulangku setengah berbisik.
“Dan kau, kau adalah penariku.”
Aku hendak menyebutkan namaku, tetapi dia meneruskan bicaranya.
“Ketika ku lihat kau menari, aku seperti seperti melihat sebuah boneka dalam mimpiku. Jauh sekali, tetapi terang dan keemasan. Aku boleh menyebutmu bonekaku yang mungil bukan?”
Aku tersenyum. Aku bahagia. ( halaman 175)

Di Marseille, Charles menunggu kami. Ketika dia secara kesopanan hendak mencium pipiku di geladak, aku hampir memalingkan mukaku. Yang ku temui adalah seorang laki – laki yang semakin menggendut perutnya. Keringatnya tajam berbau besi tua. Tangannya selalu bertengger dengan pongahnya di pinggang. Kalau berbicara jarinya mengacung ke depan hampir menyentuh hidungku. Aku dengan kecut mengundurkan diri satu atau dua langkah sambil menoleh untuk menyembunyikan rasa muak. ( halaman 181)
*****

BIOGRAFI PENGARANG
NH. Dini lahir pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang. Setelah tamat SMA bagian sastra ( 1956), mengikuti Kursus Pramugari Darat GIA Jakarta ( 1956), dan terakhir mengikuti Kursus B-I Jurusan Sejarah ( 1957). Tahun 1957-1960 bekerja di GIA Kemayoran, Jakarta. Setelah menikah dengan Yves Coffin, berturut – turut Ia bermukim di Jepang, Perancis, Amerika Serikat, dan sejak 1980 menetap di Jakarta dan Semarang.

Selasa, 06 Desember 2011

Gunung merapi meletus

Gunung merapi meletus pada hari Selasa kemarin tepatnya tanggal 25 Oktober 2010 pukul 17.00 wib dan dengan peristiwa meletusnya gunung merapi ini tercatat ada belasan korban yang telah berhil di evakusai ke rumah sakit, dan menurut kabar mbah marijan meninggal dunia dengan peristiwa merapi meletus ini, berikut ini detik-detik gunung yang masuk dalam salah satu gunung berapi paling aktif di dunia ini melakukan aktivitas vulkaniknya

Setelah beberapa hari aktifitas vulkanik G. Merapi terus mengalami peningkatan secara signtfikan baik jumlah maupun energi gempabumi vulkanik, Selasa (26/10) sore G. Merapi memasuki fase erupsi. Berikut dibawah ini kronologis letusan G. Merapi yang terjadi Selasa sore hingga menjelang malam.

1. Pukul 17.02 mulai terjadi awanpanas selama 9 menit
2. Pukul 17.18 terjadi awanpanas selama 4 menit
3. Pukul 17.23 terjadi awanpanas selama 5 menit
4. Pukul 17.30 terjadi awanpanas selama 2 menit
5. Pukul 17.37 terjadi awanpanas selama 2 menit
6. Pukul 17.42 terjadi awanpanas besar selama 33 menit
7. Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah dan Selo
8. Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman
9. Pukul 18.16 terjadi awanpanas selama 5 menit
10. Pukul 18.21 terjadi awanpanas besar selama 33 menit
11. Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membubung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi
12. Pukul 18.54 aktivitas awanpanas mulai mereda
13. Luncuran awanpanas mengarah kesektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara


Kronologi dikutip dari Letusan Gunung Merapi Tanggal 26 Oktober 2010 yang dikeluarkan oleh a.n Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Gunung Merapi merupakan gunungapi tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7° 325' Lintang Selatan dan 110° 26.5' Bujur Timur. secara administratif terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyalali dan Kabupaten Klaten. Status kegiatan G. Merapi ditingkatkan dari Normal manjadi Waspada pada tanggal 20 September 2010, ditingkatkan menjadi Siaga pada 21 Oktober 2010 dan menjadi Awas, terhitung sejak 25 Oktober 2010

Semenjak Gunung merapi meletus tersebut sudah belasan orang dipastikan meninggal dunia dan telah di bawa ke rumah sakit terdekat,menurut sumber sugeng.
Menurut saya ,seharusnya masyarakat lebih waspada,dan lebih mematuhi perkataan para petugas ,agar nyawa mereka selamat dan tidak banyak korban berjatuhan,jika sudah seperti itu,keluarga menghilang bahkan harta yang mereka takutkan untuk menghilang akhirnyapun lenyap juga karena terkena letusan gunung berapi..mungkin lain kali semua harus bersatu dalam menghadapi gunung merapi...

Jumat, 02 Desember 2011

fakta-fakta tentang taylor swift





Tahukah kamu bahwa Taylor Swift tidak memenangkan 2 Kids Choice Awards  tahun ini? Padahal sebenarnya, Taylor Swift memenangkan 2 KCA tahun lalu dan sekarang dia dikalahkan lagu ‘Baby’ dan Katy Perry. Fansnya sangat kesal (termasuk saya), dan sekarang para fans nya akan berbondong-bondong mem-vote dia untuk ACM (ada yang tau singkatannya?) sebagai ‘ganjaran’ Taylor tidak memenangkan awards-nya. Haha! Dan sekarang isu ini menjadi trending topik di twitter! Banyak sekali lho fakta-fakta tentang Taylor Swift selain isu di atas tersebut. Mau tahu?

  • v  Salah satu kesukaan Taylor Swift adalah bercerita
  • v  Taylor punya 2 anjing, bernama Bug dan Baby
  • v  Lagu ‘Favourite Girl’ oleh Justin Bieber adalah lagu pertama yang didedikasikan khusus untuk Taylor Swift
  • v  Taylor Swift punya perahu boat, namanya Bling
  • v  Tour Album terbarunya, Speak Now, dimulai dari Singapura
  • v  Taylor paling suka lipstik warna merah
  • v  Sebenarnya album ‘Speak Now’ judul aslinya adalah ‘Enchanted’. Namun namanya berubah karena Produsernya bilang bahwa albumnya kali ini harus punya pesan yang lebih kuat.
  • v  Pendapatan Taylor Swift tahun 2011 adalah 45 JUTA DOLAR Amerika
  • v  Jake Gyllenhaal membeli gitar keren seharga $10.000 untuk ultah Taylor Swift
  • v  Taylor menganggap angka 13 adalah angka yg bagus karena ia lahir tanggal 13 Desember.
  • v  Taylor Swift punya luka di atas lututnya akibat insiden glue gun (pistol lem? Ga tau bahasa Indonesia) waktu dia masih kecil
  • v  Taylor ga suka kalau sebuah toko tutup khusus karena dia mau berbelanja disana. Dia lebih suka bertemu dengan orang” dan mengobrol
  • v  Hari album ‘Speak Now’ mulai beredar, istri Produsernya, Nathan Chapman, hamil
  • v  Lagu ‘Change’ aslinya berjudul ‘Champion Tonight’ ketika dibuat
  • v  Taylor pakai IPhone, dan pakai casing warna biru.
  • v  Album ‘Speak Now’ terjual 1 juta keping dalam 1 minggu pertamanya.
  • v  Taylor Swift suka berjalan-jalan ke Starbucks dan melihat CD-nya terpampang di rak.
  • v  Taylor Swift akan meluncurkan parfum sekitar musim gugur 2011
  • v  Taylor Swift suka makan di Brix Pizza
  • v  Dear John adalah lagu terpanjang di album ‘Speak Now’. Durasinya 6 menit lebih.
  • v  Lagu Enchanted sebenarnya untuk Adam dari band Owl City
  • v  Lagu Better than Revenge ditujukan untuk model Camilla Belle, pacar Joe Jonas setelah putus dengan Taylor Swift. (Aduh, pasti Taylor sakit hati….)
  • v  Lagu Last Kiss ditujukan untuk Joe Jonas
  • v  Lagu The Story Of Us ditujukan untuk John Mayer
  • v  Lagu Mean ditujukan untuk semua orang yang mem-bully dia
  • v  Taylor Swift kasih 10-11 SMS ke temen-temennya supaya tetap berhubungan
  • v  Salah satu mimpi Taylor Swift akhirnya terkabul, yaitu melihat CD nya terjual di Starbucks
  • v  Taylor Swift tidak pernah nge-blow dry rambutnya sejak kecil
  • v  Mobil Taylor Swift adalah Toyota Land Cruiser
  • v  Taylor Swift ingin sekali berkolaborasi dengan Jay-Z
  • v  Taylor swift suka warna putih dan dia lebih menyukai dress
  • v  Dia tidak pernah memakai high hils jika sedang bersama dengan taylor lautner.

Kamis, 24 November 2011

seminar

seminar yang saya ikuti adalah :
 seminar an introduction seminar to sharia economic
di cinema room-kampus J
kalimalang-Bekasi
sabtu,12 November 2011
seminar ini diselenggarakan oleh shariah economic forum BEM FE UG.di seminar ini membahas tentang evaluasi kegagalan sistem ekonomi dunia dan ekonomi islam yang disampaikan oleh Bpk.Ari B.Setyawan dan Bpk.Banu Muhammad H.mereka membahas tentang kehidupan ekonomi yang diinginkan dan membahas juga tentang syariah ekonomi dimata dunia serta berbagai definisi ilmu ekonomi islam.

Rabu, 23 November 2011

tentang perasaan ku

tuhan...
aku terlalu takut untuk mencintanya..
aku terlalu takut untuk berharap..
dan aku takut untuk mencintanya
tuhan...
jika takdirmu memperbolehkan aku dengannya
aku mohon...
jangan biarkan dia mengabaikanku
jangan kau biarkan dia tak melihatku..
tuhan...
cukup sekali aku merasakan patah hati..
jangan kau biarkan aku merasakannya lagi
karena tak sanggup aku menahannya...
tuhan..berikan dia untukku...

Senin, 21 November 2011

You always my hero,any where and any when

   Sehabis pulang sekolah,aku bersantai di belakang halaman rumah,duduk di ayunan dan menghirup udara segar....aku pun membuat segelas orange jus hanya untuk ku seorang.angin makin berhembus...akupun semakin betah di halaman belakang rumah
   Seketika aku teringat dengan seorang sahabat ku yang bernama fino,awal aku kenal dengannya yaitu sejak kami masih kecil.saat itu fino menolong ku dari segerombolan anak kecil yang sok berani dan sok menjadi jagoan di sekolah...mereka menjahiliku saat aku ingin pulang kerumah,aku takut dan aku menangis.kemudian fiino datang dan melawan anak-anak nakal itu,namun tiba-tiba fino dipukul oleh salah satu anak nakal itu...jidat fino berdarah...aku semakin ketakutan sambil membersihkan darah yang ada di lukanya,tapi fino bilang dia tidak kenapa-kenapa.
   Semenjak itu kami bersahabat,kami selalu bersama dari kecil hingga kami beranjak dewasa,dimana ada aku disana pasti ada fino.fino adalah teman yang sangat baik,aku sangat nyaman dengannya,dia selalu menghiburku jika aku sedang sedih,dia juga selalu ada untuk ku kapanpun dan dimanapun,namun sering juga cewek-cewek yang naksir dengan fino marah dan kesal dengan ku.oya dia juga sudah ku anggap sebagai pahlawan kecil ku.
   Wajar para wanita terpesona dan tergila-gila dengan fino,dia itu keren,ganteng,smart dan dia memiliki banyak bakat,maka dari itu para fans fino selalu menjauh dari ku bahkan mereka anti denganku..yaa mungkin mereka sirik dan iri dengan ku,karena aku dekat dengan fino...hehhehe
   Satu kesukaan fino...dia sangat menyukai bermain piano,aku selalu menemaninya untuk les piano,saat dia memainkan piano sambil bernyanyi,aku langsung terpesona dengan suara dan permainan piaononya,suaranya sangat indah...sungguh dia adalah orang yang pertama yang aku puji-puji meskipun dia tidak tau...
   Saat kami dikantin,aku mulai memberanikan diri menanyakan hal yang selalu aku pertanyaan sejak dulu,”no,kenapa si kamu ngga mau pacaran,padahal kan banyak cewek yang siap buat jadi pacar kamu???kenapa kamu ngga pilih salah satu wanita itu??”.dengan santai fino menjawa “ya...ngga lah ,aku kan su.....”kemudian fino pun berhenti berbicara dan mengalihkan pemicaraannya “susu buatan mama ku enak loh..hahhaa”.aku pun menjawab “fino...kita kan lagi membahas tentang cewek,kok kamu malah ngomongin susu buatan mama kamu si...(dengan jengkel)”.”iiaa deh...aku sekarang jawab yang benar nih...”jawab fino.”sebenarnya....aku belum mau pacaran,belum ada wanita yang bisa memikat hati ku...”.”tunggu..tunggu..jangan-jangan kamu gay ya???hahaha”celoteh ku.”enak saja kamu,aku masih normal,lagian aku kan uda jawab pertanyaan kamu..uda puas jawabannya JELEK...”jawab fino dengen nada meledek.
   Seminggu kemudian aku tak pernah melihat fino di sekolah,perasaan ku tiba-tiba tak enak..seperti ada sesuatu yang tak beres dengan fino,namun aku menepis semua perasaan buruk itu dan berpikir positif.aku bertanya pada teman-teman sekolah,teman fino,dan semua yang kenal fino,ku tanyakan satu persatu,tapi tak ada satupun yang tau akan kabar tentang fino.keesokan harinya aku bertemu dengan fino,seperti biasa aku menyapanya,namun dia cuek dengan ku.aku bertanya padanya,tapi tetap dia dingin dan menghindari aku.dia berubah,dia bukan seperti fino yang dulu aku kenal,fino bagaikan orang asing dihadapan ku,dia juga selalu membuat aku kesal dan mengatakkan bahwa aku ini bodoh...aku sangat benci dengannya,dia juga sempat mempermalukan ku didepan teman-teman sekelas.
  Sejak itu aku membenci dia,dan karena perubahan sikapnya pada ku,hubungan kami menjadi renggang.kami menjadi seperti orang tidak saling kenal,bahkan kata-kata sahabat,teman  tak akan pernah terlontarkan lagi dari mulutnya.beberapa hari telah berlalu,dan sebentar lagi sekoalh ku akan mengadakan acara panggung anak muda yang diadakan per tahun.siswa dan siswi disekolah kami sibuk dengan mempersiapkan performance yang tebaik,yaa termasuk fino,dia selalu bersemangat untuk mempersiapkan performance terbaiknya,dannnn...hanya aku satu-satunya siswi yang dari masuk pertama kali sampai sekarang tidak pernah memperlihatkan bakat terpendamku..hehehe.aku jadi teingat perkataan fino yang bilang aku bodoh..mungkin dia ada benarnya,makanya tak ada satupun lelaki tertarik dengan ku...T_T
   Tanggal 28 agustus,tepatnya hari ini,acara disekolah dimulai.tak seperti biasanya,aku tak memberi dia semangat lagi untuknya sebelum fino menunjukkan performancenya..huhh sayang sekali hubungan kami sedang tidak baik,jadi aku hanya berdiam diri,menjadi penonton yang manis,sambil berkomentar dalam hati siapa saja yang layak di acungkan jempol ku..hahaha(ngelawak dikit).sejenak aku tediam..merenungkan semua tentangku dan fino,satu tetesan air mata ku jatuh,namun acara sudah mau dimulai,dengan segera aku menghapus air mata ku.
   Aku mulai bosan dengan performance yang sangat tidak menghibur...hahah coba aku yang maju diatas panggung,pasti banyak tepuk tangan yang sangat meriah dan menyambit ku..hahhaha(ngelawak lagi).akhirnya sekian lama aku menunggu,fino pun maju keatas pentas dan memainkan piano+menyanyikan lagu.meskipun aku membencinya,tapi dia tetap pahlawan kecilku,dia adalah orang yang selalu ada untukku.
   Semua mata tertuju pada fino,semua terpanah dan terpesona oleh permainan piano yang indah dan suara yang merdu.seakan aku tak ingin dia berhenti memainkan  piano itu,entah kenapa pada saat ini jantungku berdegup sangat cepat saat dia memainkan pianonya.namun sesuatu terjadi...fino jatuh dari tempat duduknya,semua orang panik..suasana yang tadinya sunyi berubah menjadi kacau.semua bergegas menolong fino,namun aku sangat bodoh...aku hanya berdiam diri,tak berbuat apa-apa,aku bagaikan patung yang bernyawa.sungguh tega sekali diriku..hanya melihat saja temanku tergeletak tanpa membantu sedikitpun.
   Segera fino dibawa kerumah sakit,entah apa yang harus kulakukan,aku hanya mondar-mandir seperti orang gila.setiap orang yang aku tanya yang keluar dari ruangan rawat fino,mereka selalu menjawab tidak tau.sudah sejam aku menunggu kabar tentang keadaan fino,tapi tak ada yang menjawab,hingga mama fino datang dan menyuruhku untuk pulang..sudah seminggu aku menunggu kabar tentang keadaan fino,namun aku mendapat kabar bahwa fino telah pindah,tapi tak ada satupun yang tau kemana fino pindah.semenjak fino pidah,aku selalu sendiri,tak ada lagi tempat untuk ku bercerita,tak ada lagi senyum dan tawa bersama.sepi sekali hari-hari yang ku lewati tanpa pahlawan kecil ku.”tega sekali kau fino,membiarkan aku sendiri disini(sambil ku teteskan air mata).segera aku menghapus air mata ku dan bergegas masuk kedalam rumah karena aku tak kuat menahan rasa sedih ku mengenang kisah ku bersamanya.
   Saat aku berjalan menuju kamarku,tiba-tiba bibi memanggilku dan memberikan sesuatu “non..ini ada surat buat non gadis,tadi baru saja pak pos yang mengantarnya”ucap bibi.”makasih bibi..”jawab ku.segera aku melihat nama pengirim surat ini,saat aku melihatnya “hahh..from fino!!”dengan rasa senang aku membuka surat tersebut.

Batam,27 juni 2010

Assalamualaikum wr.wb
   Salam rindu dari pahlawan kecilmu untuk sibodoh gadisku.dis..maafin aku karena kepindahanku yang mendadak membuatmu sedih dan kesal kepada ku.aku tau kamu pasti mengira aku ini sangat tega dan jahat pada mu tanpa memberikan kabar padamu.aku pindah bukan berarti aku kesal kepada mu,melainkan aku tak ingin melihat mu sedih.
   Oya..aku pernah bilang sama kamu kalau aku belum menemukukan wanita yang bisa memikat hatiku.sebenarnya aku bohong dis...yang sesungguhnya aku sudah mencintai wanita itu sejak lama,tapi aku belum bisa ungkapkan perasaan ku padanya.gadis kamu masih jadi sahabatku kan?? ,untuk yang terakhir kalinya aku ingin kau menolongku..dis tolong sampaikan pesan cintaku pada wanita yang aku cintai.wanita itu adalah gadis veronica swifty,bilang sama dia kalau aku sanagt mencintainya sejak lama..sejak kami duduk dibangku SMP,aku takut mengatakannya,karena dia terlalu berharga,aku takut kau menolak ku...maaf aku tak bisa menyampaikannya langsung pada mu,hanya surat ini sebagai pengantarnya.aku akan menceritakan semuanya kepadamu,kenapa aku harus pindah,dan kenapa sikapku berubah kepadamu,tapi kamu harus janji,setelah kamu membaca surat ini,kamu ngga boleh mengeluarkan air mata setetespun dan jangan berusaha mencariku.
   Dis...kamu pasti tau saat aku jatuh pinsan pada saat aku performance di panggung.seminggu  sebelum itu,pada saat aku latihan bermain piano aku terjatuh dan pinsan.peristiwanya sama pada saat disekolah.mama ku panik dan membawaku kerumah sakit.setelah sadar ku tak sengaja mendengar percakapan mama ku dengan dokter.selama ini aku baru tau bahwa aku mengidap penyakit kanker otak stadium akhir dan dalam perbincangannya aku difonis umurku tinggal 1 bulan lagi..aku terkejut dan entah apa yang harus aku lakukan,aku marah...aku sedih..dan aku ingin berteriak,bahwa tuhan tak adil untukku,perlahan aku menerima takdir ini,maka dari itu aku menjauhkan mu,karena kau tak mau kau bersedih...aku tak kuasa apabila melihatmu bersedih dan aku tak mau hal itu terjadi,lebih baik aku memendam rahasia ini.
   Kemudian aku menerima usulan mama ku untuk pindah kebatam,agar aku tak melihatmu bersedih dis...aku ngga mau melihat air mata mu.terserah kamu mau berkata apa tentang aku,aku melakukannya karena aku sangat menyayangimu.mungkin setelah surat ini sampai ketanganmu,aku sudah pergi dari dunia ini.mungkin aku akan sangat merindukan senyummu,dan pasti kamu akan sanagt merindukan ku..hehehe.dis...akun berharap kamu menepati janjimu untuk tidak menetaskan air matamu.aku sangat yakin kamu pasti akan mencariku.tapi please demi aku,kamu jangan mencariku..satu lagi..aku mau melihat kamu tersenyum setelah membaca surat ini..jangan sedikitpu kau meneteskan air mata mu hanya untukku...
Aku sangat mencintaimu gadis...aku akan selalu ada didalam hatimu dan aku selalu bersamamu dimana pun kau berada..
salam senyum yang terindah untuk gadisku tersayang..
wassalamualikum.wr.wb.

   setelah ku membaca surat itu,tanpa terasa air mata ku jatuh dan semakin banyak saja.aku sudah berusaha menahan rasa sedih ini.aku berusaha untuk tidak menangis seperti yang diminta fino kepada ku.namun aku tak kusa menahannya.”ohh...tuhan,andai saja kau berikan waktunya untukku meski sebentar saja,dan andai yang mengirim surat ini bukanlah fino,aku apsti tak akan seperti ini”.serentak tubuhku berubah menjadi kaku,entah apa yang harus aku perbuat.tanpa sadar,tubuh ini menggerakkan ku untuk keluar,hatiku berkata ingin bertemu dengannya.aku berusaha menolak,tapi apa daya..aku tak bisa menolaknya.
   Lalu aku bergegas untuk pergi ke batam,menemu fino.meskipun aku harus melanggar janjiku padanya.”aku tak bisa berdiam diri seperti ini,mendengar sahabat bahkan orang yang aku sangat  cintai pergi meninggalkanku tanpa ku tau dimana dia berada,setidaknya apabila aku tak bertemu dengannya,aku bisa bertemu dengan makamnya”ucap ku dalam hatiku.
   Sesampainya aku dibatam,aku langsung menghubungi mamanya fino,dan untungnya aku masih menyimpan nomer hp mama nya fino.tadinya mamanya fino tidak mau memberi tahukan makam fino,tapi setelah aku memohon untuk meminta diberi tau,akhirnya mamanya fino luluh juga dan memberikan alamat rumah fino.saat aku sampia dirumahnya fino,mama fino menyambutku dengan haru dan tangis,aku pun ikut meneteskan air mata.apalagi mama fino menceritakan tentang fino,dan saat fino jatuh pinsan dia salalu menyebut nama ku.
   Tak terasa aku berbincang dengan mama fino,waktu pun sangat cepat berlalu,aku pamit untuk pergi kemakam fino,namun sebelum aku pergi.mama fino memberikan aku foto fino dan berkata agar aku bisa terus bersama fino meskipun dia sudah tidak bisa lagi bersama denagn ku.perpisahan itu membuat hatiku sedih,cintaku dan cintanya terlalu besae sehinnga maut yang bisa memisahkan kita
   Aku tak menyangka,akan secepat itu fino meninggalkan aku.tak terasa aku sudah sampai di pemakaman fino.saat aku melihatnya serasa aku ingin mati disebelah makam fino.lagi-lagi aku menjatuhkan air mataku.”no...aku minta maaf,karena aku tak bisa menjalankan amanah mu”.”aku tau...aku memang sanagt bodoh,tapi aku ngga bisa menahan kerinduanku kepada mu”.”no...kenapa kamu begitu cepat meninggalkan aku??aku sepi disini tanpa kamu no..”
   Dua jam sudah aku menghabiskan waktu dirumah baru fino tepatnya dipemakaman batam.aku pun bergagas pulang menuju jakarta.sesampainya aku dirumah,ibu menanyakanku kemana?.aku pun tak menjawab melainkan jalan  menuju kamarku.seharian penuh aku mengunci pintu kamarku,aku pu tak ingin keluar,dan tak mau makan.mama ku putus asa untuk membujukku keluar dari kamar.saat aku tertidur pulas,aku memimpikan fino.dalam mimpiku,fino berkata agar aku selalu semangat dan ceria meskipun dia tidak ada disampingku.dimimpi aku pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatan konyolku itu.
   Berkat semangat keluarga dan teman-temanku.aku pun bisa kembali ke kehidupan ku semula.meskipun hampa sekali tanpa fino....”no....aku janji,aku akan menjadi orang yang kuat,mandiri dan tegar meskipun aku tau,kamu pasti selalu  jaga aku walaupun kamu ngga ada disisi ku”.”i love you fino,setiap senyum ku ini,hanya untuk mu”.




the and

Kamis, 17 November 2011

Sebatas teman

Sahabat,hanyalah sebatas teman
Teman yang hanya memberi kesenangan
Tapi saat dia benci
Dia bagaikan musuh yang menusuk dari belakang
Tanpa ku sadari,hatiku sakit karena tertusuk tajamnya pisau
Tapi....
Bagaimanapun ia tetap temanku
Meski aku tidak tau isi hatinya
Awalnya aku percaya,sahabat tempat untuk mengeluhkan isi hatiku
Tapi,apa dia bisa menolong ku???
Hatiku pun bertanya-tanya...
Apakah aku masih pantas bercerita dengannya??
Meski dia tak bisa membantu masalah ku
Ya tuhan....
Ternyata hanya engkau
Satu-satunya penolong pelipur lara ku
Yang selalu siap menolong ku,dimanapun aku berada